Manajer taman asal Prancis didakwa karena menolak anak-anak Israel


Jaksa Prancis mengatakan pada Sabtu, 23 Agustus, mereka mendakwa seorang pria dengan tindakan diskriminasi karena mengusir sekelompok warga Israel dari taman rekreasi yang dikelolanya. Pria tersebut telah dibebaskan saat penyelidikan berlanjut, namun jika terbukti melakukan diskriminasi berdasarkan asal etnis atau kebangsaan, ia dapat dipenjara hingga lima tahun dan denda €75.000.

Manajer taman di Porté-Puymorens di Pyrénées barat, dekat Perpignan, telah ditahan sejak Kamis setelah menolak sekelompok anak-anak pada hari itu juga. Jaksa kemudian mengatakan bahwa dia telah memberi tahu mereka bahwa dia menolak masuknya kelompok tersebut atas dasar keyakinan pribadinya. Pria berusia 52 tahun itu tidak memiliki catatan kriminal.

Kelompok yang terdiri dari 150 wisatawan Israel, berusia 8 hingga 16 tahun, dan sedang berlibur di Spanyol, ditolak masuk “meskipun reservasi telah dilakukan jauh sebelumnya,” kata jaksa. Kelompok wisatawan Israel “mengubah rencana mereka dan melakukan perjalanan, dengan tiga bus, ke lokasi lain di Prancis, dengan keamanan yang dijamin oleh gendarmerie tanpa insiden apa pun pada saat itu,” kata kantor kejaksaan kepada Agence France-Presse.

Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau pada hari Jumat menggambarkan insiden itu sebagai kejadian yang “serius.” “Saya berharap pengadilan akan bersikap tegas,” tambahnya, seraya mengatakan pihak berwenang tidak bisa hanya berdiam diri ketika tindakan antisemitisme meningkat.

Jumlah insiden antisemit yang dilaporkan di Prancis melonjak pada tahun 2023, setelah serangan terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober oleh kelompok militan Palestina Hamas yang diikuti oleh serangan Israel terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Tindakan antisemit yang dilaporkan di Prancis melonjak dari 436 pada tahun 2022 menjadi 1.676 pada tahun 2023, sebelum turun dari tingkat tertinggi menjadi 1.570 pada tahun lalu, menurut kementerian dalam negeri.

Le Monde dengan AFP

Gunakan kembali konten ini



Manajer taman asal Prancis didakwa karena menolak anak-anak Israel

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *